Pharrell Williams, yang telah menjadi direktur artistik Louis Vuitton selama kurang dari satu tahun, sekali lagi memicu kontroversi dengan koleksi Musim Gugur-Musim Dingin 2024-2025, yang diluncurkan pada hari Selasa ini dalam sebuah peragaan busana bernuansa Wild West. Musim panas lalu, peragaan pertamanya di Pont Neuf dikritik habis-habisan oleh para pencinta lingkungan, begitu juga denganpenggunaan bulu dalam kreasinya. Meskipun demikian, Williams tetap bertahan sekali lagi pada musim ini, dengan menampilkan para model yang mengenakan mantel yang terbuat dari rubah merah atau cerpelai merah muda dan putih.
Keputusan ini memicu kemarahan di kalangan kelompok pembela hak-hak binatang, terutama PETA, yang salah satu aktivisnya melakukan protes di after-party Louis Vuitton pada malam peragaan. Sambil memegang papan bertuliskan "Hewan berdarah untuk fashion Anda, Pharrell", aktivis tersebut menarik perhatian pada eksploitasi hewan yang terlihat di acara tersebut.
Seorang aktivis PETA mengganggu acara after-party Louis Vuitton. #ParisFashionWeek
- PETA Prancis (@PETA_France) 16 Januari 2024
Pada papan bertuliskan: "@Pharrell, hewan adalah musuh terburuk mereka sendiri. @Pharrell, hewan berdarah demi fesyen Anda" pic.twitter.com/FMhTLLZ9MZ
Reaksi PETA tidak hanya terbatas pada episode ini. Di X (sebelumnya Twitter), asosiasi ini membagikan video yang mengecam rumah jagal ular piton di Asia, yang digunakan untuk membuat tas Louis Vuitton. Menurut kolega kami, sebuah petisi juga beredar yang menuduh Louis Vuitton dan perusahaan-perusahaan lain dalam grup LVMH masih menggunakan bulu asli, meskipun sebagian besar industri fesyen telah meninggalkan praktik tersebut.
Terlepas dari reaksi keras, Pharrell Williams tampaknya bertekad untuk mempertahankan visi artistiknya ...